Profile Desa Kedungpoh
Sejarah Desa
Konon menurut cerita, nama Kedungpoh bermula dari sebuah sungai yang saat ini
ada di Padukuhan Kedungpoh kidul.Yaitu pada jaman dahulu kala disana
ada sebuah kedung yang cukup luas dan dalam disitu banyak terdapat ikan
yang hidup didalamnya. Pada sisi sebelah barat dari Kedung tadi
tumbuhlah sebatang kayu besar nan rimbun dengan daun yang lebat sehingga
menjadikan suasana lingkungan kedung tadi terasa teduh dan nyaman.
Nama dari pada pohon tersebut adalah Pohon Poh .
Masyarakat
sekitar pada saat itu banyak yang memanfaatkan kedung tadi untuk
kegiatan mandi dan cuci maupun untuk kebutuhan ternak. Lama
kelamaan karena banyak orang yang memanfaatkan kedung tadi sehingga
tempat tersebut dinamakan “ Kedungpoh “ yaitu perpaduan antara Kedung
dan pohon Poh yang ada disisi kedung tersebut. Nama tempat tersebut
sampai saat ini merupakan asal usul dari nama Desa Kedungpoh .Dan
kedung tersebut sampai saat ini masih ada meskipun pohon Pohnya sudah
tidak ada lagi.
Sebelum terbentuknya Pemerintah Desa,
wilayah Kedungpoh merupakan bagian dari Kademangan Kedungkeris. Pada
saat itu jalannya Pemerintahan dikuasai oleh bekel, Yaitu Bekel
Wongsodikromo menguasai wilayah bagian barat Kedungpoh ,sedangkan bagian
timur oleh Bekel Dersoijoyo. Bekel terakir yang berkuasa saat itu
adalah Bekel Wongsemito yang berkedudukan di Kedungpoh kidul. Mulai
tahun 1911 terjadi perubahan Pemerintahan dimana kedudukan Kademangan
dirubah menjadi Kapanewon yang dipimpin oleh Ndoro Siten atau setingkat
Camat pada saat ini.
Tepatnya tanggal 27 Januari 1911 telah
diangkat Lurah Desa Kedungpoh yang pertama yaitu Kartorejo sebagi
pejabat resmi yang menerima beslit dari Bupati Gunungkidul. Dengan
demikian maka pada tgl tersebut merupakan hari jadi Desa Kedungpoh.
Lurah Kartorejo menjabat sejak tahun 1911 s/d tahun 1945, dan sebagi
pejabat Lurah desa Kedungpoh yang kedua adalah Padmodiwiryo.
Berikut ini nama Lurah Desa Kedungpoh :
1. Kartorejo Tahun 1911- 1945
2. Padmodiwiryo Tahun 1946 – 1990
3. Kartiyo Tahun 1991 – 1998
3. Suratmiyati Tahun 1999 – 2007
4. Edi susilo Tahun 2007 – 2013
5. Mugiharto Tahun 2013 – Sekarang
Pembagian wilayah Kedungpoh menjadi 10 Padukuhan dilakukan oleh Lurah Desa yang kedua yaitu Padmodiwiryo hingga sekarang .
Sejak berdirinya keadaan desa Kedungpoh
sebagian besar masih merupakan kawasan hutan, bahkan jumlah
penduduknya masih sedikit sehingga pembangunan yang ada sifatnya
hanya suatu kegiatan darurat, dikarenakan keadaannya serba
terbatas.Sehingga jalannya Pemerintahan pada saat itu lebih banyak
dilakukan atas prakarsa Lurah Desa karena segala sesuatu yang mengatur
tentang jalannya Pemerintahan Desa tidak selengkap sekarang ini.
Sehingga Pemerintah Desa tidak mempunyai Kantor maupun Balai Desa,tetapi Rumah Lurah Desa sebagai Kantor Pemerintah Desa.
Baru pada Jaman Orde Baru pembanguanan mulai masuk Desa dengan Program
yang amat dikenal yaitu REPELITA yang dimulai pada Tahun 1967. Baru
pada saat itulah Desa mulai mendapatkan bantuan ocialnt dari Pemerintah
yang disebut BANDES. Dengan dana tersebut Pemerintah desa mulai dapat
membangun sarana dan prasarana desa yang diperlukan oleh masyrakat.
Perkembangan selanjutnya adalah dengan diterbitkannya UU, PP Perda
Maupun Perdes yang mengatur jalannya Pemerintahan Desa. Sehingga
Pemerintahan Desa dapat berjalan lebih terarah dan dapat melengkapi dan
membangun fasilitas Desa yang diperlukan oleh masyarakat maupun
Pemerintah desa.